Jumat, 04 Desember 2015

rancangan Alat Penukar Kalor Sheel and Tube



Sebuah APK shell & tube, yg berfungsi sebagai water heater, memanaskan aliran air dengan laju aliran massa tertentu dari 20 oC menjadi 40oC. Bagi keperluan tersebut tersedia 4,5 kg/s aliran oli panas pada temperatur 150oC, dan diharapkan temperaturnya 100 oC saat meninggalkan APK. Koefisien perpindahan panas global dalam keadaan “clean” diasumsikan sebesar 320 W/m2K, dan APK memiliki over design, OS = 30%. Tube berukuran 3/4” standar, dengan panjang 4,8 m akan dipergunakan. Jumlah lintasan aliran air pendingin di dalam tube adalah 1 pass. Bentuk susunan tube yang akan dibuat adalah bentuk 45o.

Beda temperatur rata-rata di dalam APK

Pada kasus ini :
ΔT1 : beda antara temperatur fluida panas masuk APK dengan temperatur fluida pendingin keluar APK
ΔT1 = ( Thi - Tco )  = 150 oC – 40 oC = 110 oC
ΔT2 : beda antara temperatur fluida panas keluar APK dengan temperatur fluida pendingin masuk APK
ΔT2 = ( Tho - Tci )  =  100 oC – 20 oC = 80 oC
Sehingga, besarnya beda temperatur rata-rata logarithmiknya menjadi :
           
Tm = T1-T2/ln(T1/T2) = 110 oC – 80 oC / ln(110 oC/80 oC)
=30 / ln 1.375
=30 / 0,318 = 94,34 oC

Beda temperatur rata-rata logaritmik shell & tube dapat dihitung menggunakan persamaan :
Tm,ST     = Fc. Tm.CF
Tm,ST    = 0,9 . 94,34 oC
            =84,9 oC
Harga beda temperatur rata-rata di dalam APK kita hitung dengan menggunakan data di mana temperatur aliran air masuk APK 20 oC dan temperatur aliran air keluar APK 40 oC.  Sementara itu temperatur aliran oli panas masuk APK 150 oC, dan temperatur aliran oli panas keluar APK 100 oC. Selanjutnya, dengan menganggap Faktor koreksi bagi beda temperatur rata-rata di dalam APK shell & tube adalah sebesar 0,9 maka kita memperoleh harga beda temperatur rata-rata di dalam APK sebesar 84,9 oC.

Analisis Balans energi pada aliran fluida oli panas di sisi shell

Pada persoalan kita di sini, Diketahui :
Aliran oli panas dengan laju aliran 4.5 kg/s (10 kg/s) mengalir masuk ke dalam APK dari temperatur 150 oC menjadi 100 oC.
Dengan menganggap fluida oli panas tidak mengalami perubahan fasa selama mengalami proses pendinginan di dalam APK, maka besarnya laju pelepasan energi panas dari aliran oli ke permukaan susunan tube dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Qh        = mhcph ( Thi – Tho )
            = 4,5 kg/s . 2131 J/kgK ( 423 K – 373 K )
            = 9589,5 J/sK ( 50 K )
            = 479475 J/s
Dan hasil perhitungan menunjukkan bahwa besarnya laju pelepasan energi panas dari aliran oli ke permukaan susunan tube adalah 479475 J/s atau 479475 W.
            Analisis Balans energi pada aliran fluida air pendingin di dalam tube
Pada sisi aliran fluida air dingin akan dipanaskan dari  temperatur rata-rata 20 oC dan temperatur keluar APK diinginkan tidak melebihi dari 40 oC .
Dengan menganggap bahwa semua energi panas yang dilepaskan oleh aliran oli panas diterima oleh aliran air, serta dengan menganggap fluida aliran air yang dialirkan di bagian dalam tube tidak mengalami perubahan fasa di dalam APK, maka balans energi pada aliran di sisi tube adalah sebagai berikut :
Qh = Qc = mccpc ( Tco – Tci )
Dari persamaaan tersebut kita dapat menghitung besarnya laju aliran massa air pendingin yang diperlukan bagi APK menggunakan persamaan berikut :
mc = Qc / cpc ( Tco – Tci )
= 479475 J/s / 4178 J/kgK ( 313 K – 293 K)
= 479475 J/s  / 83560 J/kg
= 5,74 kg/s
Dan hasil perhitungan menunjukkan bahwa besarnya laju aliran massa aliran air pendingin bagi kondisi di atas adalah 5,74 kg/s.

Jumlah tube yang diperlukan oleh APK

Jumlah tube yang diperlukan oleh APK dapat diperkirakan besarnya melalui persamaan laju aliran massa air pendingin yang harus dilewatkan ke dalam tube. Dalam hal ini semua aliran air dianggap masuk sama rata ke semua penampang aliran di masing-masing tube. Oleh karena itu kita memiliki persamaan berikut :
mc       = p.A1t.um.Nt
Di sini : mc  laju aliran massa air sebesar 5,74 kg/s
Nt jumlah tube
um kecepatan rata2 aliran 0,7 m/s
A1t luas penampang aliran pada satu tube, dihitung berdasarkan di = 16 mm
ρ massa jenis fluida 993 kg/m3

A1t         = 3,14 0,0162/4
            = 0,0002 m2
mc       = p.A1t.um.Nt
5,74 kg/s = 993 kg/m3 . 0,0002 m2 . 0,7 m/s . Nt
5,74 kg/s = 0,13902 kg/s Nt
Nt           = 5,74 kg/s  /  0.13902 kg/s
Nt           = 41 tube
maka jumlah tube yang diperlukan oleh APK dapat dihitung dan memberikan hasil 41 tubes.

Jumlah lintasan tube (tube pass)

Jumlah lintasan aliran fluida di dalam tube dapat diperkirakan besarnya dengan menggunakan persamaan berikut :


E tube – pass = Atotal / Atotal,L=4,8
Sementara itu luas permukaan perpindahan panas total yang diperlukan di dalam APK, Atot dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Atotal = Q / UfTm,ST
Untuk menghitung besaran tersebut kita gunakan data-data sebagai berikut :
-       Koefisien perpindahan panas global dalam kondisi “fouled”, Uf = 192,3 W/m2K yaitu diperoleh dari data OS = 1,3 dan Koefisien perpindahan panas global dalam kondisi “clean”, Uc = 320 W/m2K
-       Q = Qh = Qc = 479475 J/s
-       beda temperatur rata-rata di dalam APK sebesar 84,9 oC
Atot      =  479475 J/s  / 192,3 W/m2K . 84,9 oC
            = 479475 J/s  /  16326,27
            = 29,37 m2
sehingga kita peroleh luas total perpindahan panas, Atot  =  29,37 m2
Kemudian, Luas permukaan satu buah tube, dengan panjang 4,8 m dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Atotal,L=4,8m = 3,14 . do LNt
            = 3,14 . 0,019 m2 . 4,8 m . 41
            = 11,74 m2
selanjutnya dengan menggunkan data do = 19 mm maka kita peroleh luas permukaan satu buah tube = 11,74 m2
tube-pass = Atotal / Atotal,L=4,8
                 = 29,37 m2 / 11,74 m2
                 =  2 lintasan atau 2 pass
Sekarang kita dapat  menghitung Jumlah lintasan aliran fluida di dalam tube dan kita peroleh harga yang dibulatkan yaitu sebesar 2 lintasan atau 2 pass.

Diameter shell

Besarnya Diameter shell Ds yang diperlukan dapat dihitung menggunakana persamaan :
    
Ds = 0,637 ( CL/CTP ) 0,5 ( AoPR2do/L)0,5     
Selanjutnya,
Dengan menggunakan adata-data :
PR jarak antar tube per diameter luar tube = 1,25  Ao luar permukaan perpindahan panas total = 29,37 m2, do = 19 mm dan L = 4,8  CL = 1  CTP = 0,93
Ds           = 0,637 ( 1 / 0,93 ) 0,5 ( 29,37 . 1,25 . 0,019 / 4,8 ) 0,5
                = 0,637 (1,037 ) (0,697 / 4,8 ) 0,5
            = 0,637 (1,037 ) (0,38)
            = 0,25 m= 25 cm
Maka kita peroleh Ds = 0,25 m = 25cm.


Selasa, 13 Oktober 2015

soal perpindahan panas konveksi pada sistem silindrik




Nama                           : Teguh Setiawan
NIM                            : 41312120039
Fakultas/Jurusan          : Teknik / Teknik Mesin
 

Soal
Sebuah silinder system termal memiliki diameter luar 60 mm, tinggi 20 cm, dan temperatur permukaan luarnya 227 oC. silinder tersebut berada di dalam lingkungan udara atmosfir yang bertemperatur rata-rata 27 oC di mana udara bersirkulasi dengan koefisien perpindahan panas konveksi 50 W/m2K.
Perkirakan besarnya laju transmisi energy panas dari permukaan silinder ke udara di sekitarnya, dan tentukan besarnya tahanan termal konveksinya.
Pembahasan
Langkah 1 : Gambar sistem
Pertama-tama yang musti kita lakukan adalah memberikan gambar sistem bagi persoalan di atas, dan gambar sistemnya  dapat seperti di bawah ini.
Langkah 2 : penerapan konsep perpindahan panas konveksi
Tujuan pokok soal di atas adalah memperkirakan besarnya laju transmisi energy panas dari permukaan silinder ke udara di sekitarnya, dan besarnya tahanan termal konveksinya.
Dalam persoalan ini, kita anggap bahwa energy panas dari permukaan silinder ke udara di sekitarnya ditransmisikan secara konveksi. Sementara itu perpindahan panas radiasi dianggap kecil sehingga diabaikan. Temperatur permukaan luar silinder juga kita anggap seragam sebesar 227 oC.
Dengan anggapan-anggapan tersebut di atas maka sekarang kita dapat memperkirakan besarnya laju perpindahan panas konveksi dengan menggunakan persamaan :
Q34       = hoAo ( T3 – T4)
Di sini,
T3 temperatur permukaan luar silinder, diketahui sebesar 227 oC
T4 temperatur udara luar, diketahui sebesar 27 oC
ho koefisien perpindahan panas konveksi aliran udara yang berkontak dengan permukaan luar silinder, diketahui sebesar 50 W/m2K
Ao luas permukaan luar silinder yang berkontak dengan aliran udara.
Sementara itu, luas permukaan luar silinder dapat dihitung menggunakan persamaan :
Ao = π do.L
Di sini,
do diameter luar silinder , diketahui 60 mm = 0,060 m
L tinggi silinder, diketahui sebesar 20 cm = 0,20 m
Ao        = π do.L
            =(3,14)(0,06 m ) ( 0,02 m)
            = 0.038 m2


Langkah 3 : Perhitungan
Sekarang, dengan menggunakan data-data tersebut di atas maka kita dapat dengan mudah menghitung besarnya laju perpindahan panas konveksi.
Q34       = hoAo ( T3 – T4)
            = 50 W/m2K . 0,038 m2 (500 K – 300 K)
            =1,9 W/K ( 200 K )
            = 380 W
Maka besarnya tahanan termal koveksi aliran fluida yang bersirkulasi pada permukaan luar silinder (Rho ), dapat dihitung menggunakan persamaan :
Rho       = 1/hoAo
Rho       = 1/ 50 W/m2K . 0,038 m2
Rho       = 0,52 K/W

Jadi besarnya laju perpindahan panas konveksi adalah 380 W dan besarnya tahanan termal koveksi aliran fluida yang bersirkulasi pada permukaan luar silinder 0,52 K/W